23 Des 2010

Kebanyakan Manusia tidak beriman ? walaupun setiap tahun berjuta-juta Alumni Haji

Oleh : Al-Harits

Di akhir-akhir ini ada peristiwa2 yg bila sedikit saja kita mau merenung, kita akan mnemukan  keanehan dan keganjilan2 yg seakan kita dipaksa tertegun untuk menemkan jawabannya.seakan akan pristiwa2 itu tlh di atur sedemikian rupa untuk suatu hikmah dan ibrah yg tinggi yg patut dijadikan bekal bagi manusia.kami akn mngungkap beberapa “keanehn”  itu, tp seblumnya kami ingin menjelaskan bahwa ini hanya hasil analisis pribadi . kami berdoa semoga Allah selalu membrikan petunjuknya pada kami dan kita semua.

Bukankh kita tahu betapa banyaknya peristiwa atau ujian dan bencana yang menimpa umat di dunia dan juga khususnya Indonesia, yg seakan ujian itu antri yang mau turun. Naudzubillah.


Sehubungan dengn Negara Indonesia sendiri, tidakkah kita ingat tsunami Aceh trjadi pd tgl 26 desember, gempa di bantul tgl 26 mei, gempa di tasik Malaya tgl 26 juni, tsunami di mentawai 26 oktobr, gunung merapi meletus tgl 26 octbr. Yang kami sebutkan ini adalah peristiwa besar saja yang menybebkan besarnya kerugian baik harta maupun nyawa. Yg sy maksud keanehan disini bukan adanya peristiwa2 itu sndiri. Sbb peristiwa2 alam seperti itu sudah “dianggap biasa” oleh manusia apalagi bil dipandang bahwa peristiwa it adalah murni hokum alam dan kejadian alam yg mana berjalan diatas hokum kausalitas.


Tp diantara keganjilan itu adalah, mgp kejadian2  itu jatuh pd angka tgl yg sama yaitu 26.
Kalau kita memhami ayat-ayat Allah kita akan tahu bahwa tidak ada satu kejadianpun di alam ini kecuali telah diketahui dan ata izin Allah.tidak ada satupun yg tercipta baik itu makhluk maupun peristiwa yang sia-sia, semuanya tlh ditetapkan sebelumnya dan tentunya mengandung hikmah2 yg tlh dtetapkan Allah. Sebgaimana bunyi ayat di s. alu Imran :
Ya Tuhan kami tdaklah Engkau mencipta ini dengan sia-sia.”
Dan di surat al Hadid :
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri,semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.

Kami tidak bermaksud utk menghubung-hubungkan antara hal yg sudah jelas yaitu (adanya peristiwa atau bencana alam) dengan hal yang samar (yaitu kesamaan angka tgl terjadinya peristiwa itu) tetapi kami hanya ingin menyampaikan bahwa bencana alam ataupun hukuman Tuhan ynag ditimpakan pada suatu negeri waktunya memng telah dipilih oleh Tuhan, sbagaimana dijelaskan.
Di ujung ayat 58 surat al Kahf:
…..tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tdk dapat menemukan tempt brlindung dariNya.
Dan di ayat 59 :
Dan penduduk negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka “

Menrut ayat ini jelas bhaw waktu terjadinya turunnya ujian itu sudah dtetapkan hari, tanggalnya, jam, menit, dan detiknya, yg mana tak akan meleset dan manusia takkan sanggup memajukan atau mengundurkannya sedikitpun. Hal ini diperkuat lagi oleh ayat lain
di surat al Hijr 4-5:

Dan Kami tdk membnasakan suatu negeri melainkan sudah ada ketentuan yg ditetapkan baginya.
Tidak ada suatu umatpun yg dapat mendahului ajalnya, dan tidak (pula) dapat meminta penundaan(nya).

Maayiral Muslimin, karena keheranan kami dengan angka 26 sbagai tgl terjadi peristiwa2 besar ini, dan di tambah dgn bunyi ayt alquran di atas, mka kami mencoba berspekulasi, ada rahasia apa dg angka 26, mungkinkah angka 26 mengandung makna tr tentu sehubungan dg peristiwa2 itu?, apakah angka 26 ini hanya kebetulan sj yg tk mngandung implikasi makna tertentu ataukh justru menympan jawaban besar  ttg  turunnya ujian-ujian ini.
Maka kami membaca Alquran dan angka 26 kami jadikan nomor surat yg akan kami baca, dan subhanallah kami sangat tercengang setelah kami baca surat ke 26, yaitu surat as-Syuara’. Betapa tidak, karena ayat-ayat di surat 26 ini seakan menjadi jawaban mengapa ujian-ujian dan hukuman Tuhan  turun.

Maasyiral muslimin, ada beberapa point yang perlu kita cermati di surat asy-Syuara ini yaitu :
1. surat ini secara garis besar menjelaskan tentang dakwah para Rasul terdahulu dan juga secara khusus dakwah Nabi Muhammad. Dalam surat ini dijelaskan bahwa para Rasul sebelum Muhammad telah mendapatkan penentangan yang sagt keras dari kaumnya, perlawanan, cemoohan, hinaan,siksaan, dan bahkan konspirasi utk membunuh para Rasul itu. Tuhan hendak memberikan tasliyah / menghibur dan menguatkan hati Nabi Muhammad agar tetap dalam dakwah. Karena apa yg menimpa Rasulullah sebenarnya juga telah menimpa para Rasul terdahulu. Seperti Nuh, yg hampir 1000 thn berdakwa siang malm, tp setiap beliau memperingati kaumnya, mereka tambah sombong dan lari pd ksestn.

Juga Ibrahim yang dijatuhi hukuman bakar hidup-hidup, juga karena berdakwah pd agama Allah ini beliau rela dimusuhi dan usir oleh  orang tuanya sendiri . dan masih banyk kisah yg dijelaskan dlm surat ini.

Sebenarnya d surat as Syuara ini juga dijelaskan bahwa watak umat yang dihadapi Muhammad sebenarnya tak jauh brbeda dg umat-ummat trdahulu dalam menyambut dakwah, yaitu : keras kepala, sok pintar, suka mendebat kebenaran, mengumpat, menghina, sombong krn mrs jd tokoh masyarakat, sombong krn mrs py ilmu, smbong krn mrs punya harta, bahkan melakukan kekerasan fisik, penyiksaan dan pembunuhan. Lalu di ujung  setiap kisah penentangan thdp dakwah para Rasul atau di setiap akhir pokok pembahasan, Allah selalu menutup dengan ayat yang makna& berbunyi sama: yaitu:

Inna fi dzalika laayah….wa ma kana aktsaruhum mukminin, wa inna Rabbaka lahual ‘azizur rahim
Arti : sesungguhnya pd yg demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah). Dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Subhanallah ayat seperti ini ternyata diualang-ulang hingga 8 kali. Ini menunjukkan  suatu puncak ketetapan dan kepastian, yang mana sgt tdk layak untuk diragukan bahwa sebenarnya penyebab utama turunnya siksaan Allah baik dulu maupun sekarang, sebenarnya penyebabnya sama yaitu:karena manusia sudah bersikap sombong thdap ayat-ayatNya dan hilangnya iman dlm khidupan ini.

Di situ dsebutkan ‘wa ma kana aktsruhum mukminin” dan kebanyakan mereka tdk beriman”.
Yang dimaksud dengan iman disini, bukanlh sekedar keyakinan dlm hati yg sftnya statis dan tdk menghasilkan perubhan, bukan hy percay bahwa Allah ada, dll. Klu iman hy diartikan kpercayaan pada adanya Allah, mk bayk sekali mansia yg beriman, trmasuk orang Yahudi, Kristen, hindu budha, dan kaum Quraisy juga dikatakan beriman.
Namun menurut konsep Islam, Iman itu disamping pengakuan hati juga wajib adanya pembuktian pd amal dan sikap secara nyata. Nah mungkin hal yang terakhir inilah rupanya yang tdk ada pada kebanyakan manusia. Pendek kata, banyak orang berkata dengan mulutnya kami beriman atau kami orang Islam tapi amal dan sikapnya kafir. Orang-orang seperti ini dlam pandangan al-quran blm dikatakan beriman atau belm memiliki iman.

Iman yang dimaksud dan diharapkan oleh Al-Quran adalah suatu aqidah yang benar dan mengakar kuat di hati, yg sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal, menentramkan jiwa, mnghasilkan amal yang ikhlas, dinamis dan produktif (berorientasi Langit) artinya mampu memberi perubahan positif terhadap kehidupan manusia.
Perhatikan surat Ibrahim : 24

“ tidakkah kamu perhatikan bagaimana allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh, dan  cabangnya (menjulang) ke langit “

Menurut sebagian mufassir yg dimaksud kalimat yang baik di ayat ini adalah kalimat Tauhid yaitu kalimat yang mendasari aqidah /keimanan dalam Islam. Perumpamaan pohon yang baik dsini adalah seorang muslim yang mukmin, akar yg teguh mksudnya keimanannya benar dan mengakar d segenap hatinya, dan cabang pohon itu menjulang ke langit, mksudnya, iman itu menghasilkan amal/sikap, yang mana amal itu “berorientasi langit” yaitu diniati “ikhlas” dan juga berdasarkan “aturan langit” (yaitu aturan alQuran dan hadis yang sahih)
Iman yang benar adalah iman yang akan mengubah secara total kehidupan yang awalnya gelap dan rusak mejadi kehidupan yang bercahaya dan baik (thayyibah) dlm semua aspek, baik khdupan personal, public, maupn kehidupan bernegara.

Ma’asyral muslimin, kita mungkin bertanya Tanya mengapa Allah menybut kebanyakan manusia tidak beriman, dan sedikit sekali yang beriman, padahal faktanya umat islam saat ini jumlahnya bebih 1200 juta jiwa di dunia, bahkan di indo jumlahnya terbesar dan mayorits diantara populasi ? untuk menjawab pertanyaan ini, baiklah marilah kita jujur memahami fakta dalam kehidupan yang mana dapat kita amati secara kasat mata. Lalu dari fakta yang kita amati itu kita hubungkan dengan ayat alQuran di atas.

Memang benar bahwa jumlah umat Islam 1 miliar lbh di dunia, dan secara khusus kami berikan contoh di Indonesia yg 90% muslim. Memang jumlah muslimnya sgt banyak di indo, tp yang melakukan kejahatan, seperti penipuan, korupsi, manipulasi, judi, prostitusi, mutilasi, dan eksekusi, bukankh yng banyak mlkukan itu adalah muslim?

Saat ini setiap hari ada ratusan buku baru dterbitkan d dunia, tetapi megpa kebodohan merajalela. Saat ini banyak pra professor, para syaikh, para ustad, alim ulama d tengah masyarakat, tapi mgapa rakyat semakin bodoh dg ilmu agama, sulit mndapatkan ilmu, pendidikan terasa mahl, banyak yang tidak megenal Islam dan banyak yang tdk paham al Quran, ? maka kami katakan kepad orang yang merasa dirinya puy ilmu, kiyai, atau ustadz, kalian belum termasuk ulama harapan Allah bila keberadaan kalian tdak membuat tetangga dan masyarakat kalian tambah mengenal Islam dan saleh.

Janganlah kalian bangga dengan dg ilmu yang ada pada diri kalian sementara kalian membiarkan orang lain bodoh, membiarkan masyarakat melakukan amalan adan perbuatan sesat, seperti bid’ah dan hal-hal yang tdak dicontohkan oleh Rasul.

Maasyral Muslimin, yang sangat menyedihkan sekali adalah adanya beberapa ulama gadungan yang merasa “senang “ dengan kebodohan "umatnya". Dia sengaja menyembunyikan ilmu misalnya, diam saja terhadaap amalan-amalan bid’ah karena igin kedudukan yang langgeng dan takut dijauhi masyarakat. Dia hanya mrs senang bila msyarakat bodoh itu selalu  memanggilnya kiyai, menymbut dan mencium tangannya, mengagungngkannya dan menghormatinya. Dan kita harus jujur kebanyakan ulama saat ini seperti tipe ini. Yaitu ulama katanya hadis sbagai ulama su' yg alimin lisan/pinter ngomong, manis bicaranya, tapi Pecundang yaitu diam dengan kesesatan dan malah selalu menganjurkan amalan sesat.

Mngapa umat semakin bodoh, mengapa umat semakin rusak, mengapa umat semaikin senang dg bidah dan hukum thaghut dan kesesatn wlupun banyak orang berilmu, jawabannya adalah karena yg banyak saaat ini adalah ulama dan kiyai yang su (jahat), yaitu yg tidak takut pada Allah tp hanya takut pada mnusia, lebh mngharap keridlaan manusia drpd keridlaan Allah.

Itulah contoh ulama yg tk beriman. Ulama seprti ini telah diisyaratkan al Quran surat al A’raf : 175
“ dan bacakanlah pd mereka berita orang yang talah Kami berikan kepada ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al Kiab) kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lallu dia diikuti syetan (sampai dia tergoda)maka jadilah dia orang yang sesat.”

Maasyral Muslimin
Setiap tahun kurang lebh ada 3jt muslim naik haji ke Baytullah, dan sekitar 75% lebih adalah orang-orang baru. Jumlah ini jauh lebih besar drpd orang yang berkunjung ke Vatican atau candi Borobudur stiap tahunnya?

Kami sekarang ingin bertanya, kalau orang-orang yg berhaji ini adalah contoh representasi seorang muslim yang sempurna ISLAMnya yang ditandai dengan sempurnanya rukun Islamnya, berarti setiap tahunnya ada banyak sekali (sekitar 2 juta lebih) muslim yang smpurna Islamnya? Ini sungguh jumlah yang besar? Lantas dengan bertambahnya setiap tahun yag bergelar haji atau hajjah  apakah ada perubahan masyarakat ke arah yg lebih baik dan Islami dlam kehidupan ini ataukah justru tdak memberi pengaruh apa2 thdap khidupan?

Berapa banyak setiap tahun  alumni-alumni haji, tp rasanya kok tdak memberi pengaruh apa2 terhadap kehidupan social? grafik kejahatan seperti perjuadian, korupsi, dll seprtinya mash terus meningkat,? Padahal tentunya dengan bertambhnya jumlah orang-orang yang sudah sempurna Ismlanya ini setidaknya ada perubahan dlm khidupan. ? krn itu tanda Tanya bsar ada apa di balik ini semua ?

Kalau kita hubungkan dengan ayat bahwa bahwa Tuhan menyatakan "kebanyakan manusia tidak memahmi ayat-ayatnya dan sombong" seperti di ulang-ulang di surat asy Syuara tadi maka disinlah jawabanya dketahui : kebanyakan orang-orang berhaji tidak memahami ayat-ayat Allah dan juga hakikat ibadah haji itu sendiri, shg ibdah hajinya seakan hanya sekedar gerakan/ritual fisik yang kering dari makna dan tdk memiliki implikasi terhadap kehidupn.

Padahl sebenarnya ibadah haji penuh dengan nilai-nilai besar yang seharusnya memiliki pengaruh terhadap kehidupan pribadi orang yang berhaji khususnya juga masyarakatnya. Oleh karenanya, Allah mmberi balasan bagi yang mabrur balasan tertinggi yang tdk ada balasan lebih tinggi lagi yaitu surga. Ini menunjukkan bahwa haji adalh ibadah yang sangat besar dan memiliki makna & nilai2 produktif utk memberi perubahan yang lebih baik trhadap kehidupan.

Karena itu, kemabruran haji dinilai bukan hanya sekedar dipenuhinya sarat dan rukun ritual haji tapi yg terpenting adalah keadaan setelah kembali ke kampong halaman, apakah orang yg bergelar haji itu tambah baik ataukh tdk berubah ataukah mlh jatuh?

Bukankah banyak orang yang berhaji setlah pulang dari haji kembali berjudi ? kembali ngadu ayam? Kembali melakukan riba? Disruh poligami aja malah yang dipilih Doligami? he he

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.