1 Mar 2014

SBY : Berawal Dengan Bencana, dan Berakhir Dengan Bencana


SBY : Berawal Dengan Bencana, dan Berakhir Dengan Bencana

JAKARTA  (voa-islam.com) - Sungguh malang bangsa Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY. Di mana Presiden SBY mengawali jabatannya disambut dengan bencana yang dahsyat, tsunami.  Presiden SBY dilantik Oktober, 2004, dan Desember 2004, terjadi tsunami di Aceh. 

Tsunami yang sangat dahsyat itu, memporak-porandakan Aceh dan kota Banda Aceh. Seakan-akan sebagai tanda, bahwa alam menolak kehadiran Presiden SBY memimpin Indonesia.
Sejak SBY berkuasa bencana dan musibah tidak pernah jeda. Terus menerus terjadi. Sejak tahun 2004, sampai menjelang akhir kekuasaannya tahun 2014, Indonesia terus dilanda bencana, dan berbagai musibah.
Tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung berapi. Termasuk kecelakaan. Semunya menjadi bagian kehidupan  bangsa Indonesia, sejak SBY berkuasa, sampai menjelang akhir jabatannya. 
Berapa kali banjir bandang, gunung meletus, gempa bumi, dan berbagai kecelakaan, seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam, dan berbagai bentuk musibah lainnya?
Gempa bumi sudah berulangkali. Gunung meletus sudah berulangkali. Paling besar gunung Merapi di Yogyakarta meletus, dan  menghancurkan wilayah sekitarnya. Sebelumnya, Yogyakarta  dilanda gempa bumi, dan menghancurkan banyak bangunan di Yogya, Bantul, Sleman, dan  tempat-tempat lainnya.

Membandingkan Antara Kiai Hasyim Asy'ari, Gus Dur, dan Said Agil Siradj

Membandingkan Antara Kiai  Hasyim Asy'ari, Gus Dur, dan Said Agil Siradj

JAKARTA (voa-islam.com) - Betapa kalau menengok sejarah ke belakang begitu besarnya peranan Kiai Hasyim Asy’ari, membebaskan Indonesia dari penjajah. Pendiri  Nahdlatul Ulama (NU) itu berhasil menggerakan seluruh kekuatan NU melawan penjajah Sekutu di Surabaya.

Penjajah Barat itu, mereka adalah orang-orang kafir, yaitu Yahudi dan Nasrani. Mereka menjajah Indonesia. Berusaha terus menjajah  dengan kekuatan mereka, ingin menjadikan Indonesia sebagai daerah jajahan.
Dengan kondisi seperti itu, maka pada tanggal 21-22 Oktober 1945, KH Hasyim Asyari mengumpulkan wakil-wakil dari cabang NU di seluruh Jawa dan Madura di Surabaya. Dalam pertemuan itu, diputuskan bahwa melawan penjajah sebagai jihad, atau kemudian dikenal dengan resolusi jihad.

Setelah resolusi jihad dicetuskan, ribuan kiai dan santri bergerak ke Surabaya. Pada 10 November 1945 atau tepatnya dua minggu setelah resolusi jihad dikumandangkan. Meletuslah peperangan sengit antara pasukan Inggris melawan pasukan Hisbullah yang cuma bersenjatakan bambu runcing. Konon, ini adalah perang terbesar sepanjang sejarah Nusantara.

Perang yang berlangsung kurang lebih selama tiga minggu ini akhirnya dimenangkan oleh pasukann Hisbullah dan Arek-arek Suroboyo. Pasukan Inggris yang tangguh itu pun lumpuh, dan bertekuk lutut.
Dalam episode film “Sang Kiai” para santri Tebu Ireng, mereka dengan penuh gelora semangat jihad, melawan pasukan Sekutu, bahkan berhasil menembak mati, dua panglima Sekutu, diantaranya Jendral Mallaby.

Resolusi Jihad NU itu pernah dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945. Ini bagian penting resolusi jihad :

21 Feb 2014

Nubuwah Rasulullah SAW tentang syi'ah; wasiat Rasulullah untuk memerangi syi'ah

NUBUWAT RASULULLAH TENTANG SYI’AHOleh: Al-Ustadz Muhammad Thalib
(Arrahmah.com) - Syi’ah sebuah kelompok agama yang memiliki prinsip-prinsip ajaran:
  1. Al-Qur’an sudah berubah dari aslinya, baik karena adanya tambahan atau pengurangan pada saat dikumpulkan oleh para sahabat di masa khalifah Abu Bakar. Hal ini dinyatakan oleh ulama Syi’ah bernama At-Tabrizi dalam bukunya Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab.
  2. Mereka melebihkan imam-imam Syi’ah di atas seluruh para Nabi seperti yang ditulis oleh Al-Kulaini dalam kitabnya Al-Kafi dan tokoh Syi’ah modern Khomaini.
  3. Sangat penuh rasa benci pada tokoh-tokoh utama sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafsah radhiyallahu ‘anhum. Mereka menganggap para tokoh sahabat yang menjadi kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai penjahat ulung terhadap ajaran Rasulullah.
  4. Berkeyakinan bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tetapi para imam Syi’ah mengetahui segala sesuatu di masa lalu, masa kini dan akan datang.
Dengan adanya doktrin-doktrin keagamaan semacam ini, patutkah Syi’ah dikategorikan sebagai salah satu komunitas muslim sebagaimana halnya komunitas ahlussunah wal jama’ah.
Syi’ah yang memiliki doktrin sebagaimana yang disebut di atas, telah dinubuwatkan oleh Rasulullah sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam Ath-Thabrani dalam kitab Al-Mu’jam Al-Kabir no. 12998
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قال : كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « يَا عَلِيُّ ، سَيَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ قَوْمٌ يَنْتَحِلُوْنَ حُبَّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُوْنِ ».
Dari Ibnu Abbas ujarnya, saya pernah berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersamaan dengan Ali. Saat itu Nabi bersabda kepada Ali: Wahai Ali, nanti akan muncul di tengah umatku suatu kaum yang berlebihan dalam mencintai kita ahlul bait, mereka dikenal dengan nama Syi’ah Rafidhah. Karena itu bunuhlah mereka sebab mereka adalah kaum musyrik.
Selain dari nubuwat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini, khalifah Ali bin Abi Thalib sendiri berkata: di belakang kami kelak akan muncul suatu kaum yang mengaku cinta kepada kamu. Mereka suka berdusta dengan nama kamu, mereka sebenanya  keluar dari Islam. Ciri mereka yaitu gemar memaki Abu Bakar dan Umar.
Ammar bin Yasir berkata kepada seorang laki-laki yang mencerca Aisyah ketika berada di sisi Ammar bin Yasir: “Pergilah kamu wahai orang yang celaka, apakah engkau senang menyakiti kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR At-Tirmidzi, hadits hasan]
Semua golongan Syi’ah senang sekali mencera Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Demikianlah sebenarnya sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Ali bin Abi Thalib, dan Ammar bin Yasir yang oleh kaum Syi’ah dipandang sebagai tokoh-tokoh mereka, tetapi ternyata menyuruh kita untuk memerangi Syi’ah karena mereka musyrik atau keluar dari Islam.

Kategorisasi Syi’ah

Hingga kini, masih ada kalangan pembaca dan pemerhati Syi’ah di Indonesia yang salah paham, seakan sekte Syi’ah termasuk salah satu madzhab Islam. Adanya perbedaan antara Islam dan Syi’ah, betapapun tajamnya, dianggap sekadar perbedaan paham antar madzhab yang harus disikapi secara obyektif dan rasional.
Kesalah pahaman ini, mungkin disebabkan antara lain, pemikiran-pemikiran yang berseberangan dengan ideologi Syi’ah datang dari ulama maupun tokoh yang menentang Syi’ah. Sekalipun yang menentang, bahkan mengkafirkan Syi’ah sekaliber Imam Bukhari, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan ulama besar Islam lainnya.
Begitupun, buku-buku anti Syi’ah yang beredar di Indonesia ditulis oleh ulama yang dianggap penentang Syi’ah, termasuk penerjemah buku ini Al-Ustadz Muhammad Thalib, yang banyak memublikasikan tulisan yang membongkar kesesatan Syi’ah dan dampak negatifnya bagi masyarakat. Namun segala argumentasi yang memosisikan Syi’ah bukan Islam atau sekte sesat, belum berhasil meyakinkan pembaca, terutama kalangan yang tertipu dengan retorika propagandis Syi’ah.
Barangkali, berangkat dari salah paham ini pula, munculnya komunitas tasyayyu’ di Indonesia, yang merumuskan kategorisasi Syi’ah menjadi tiga bagian sekaligus cara menyikapinya: pertama, Syi’ah Ghulat, yaitu Syi’ah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib ra dan meyakini Al-Qur’an sudah ditahrif (dirubah, ditambah dan dikurangi), dan berbagai keyakinan yang menyimpang dari prinsip-prinsip Islam. Syi’ah golongan ini adalah kafir dan wajib diperangi.
Kedua, Syi’ah Rafidhah, yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan, penistaan, pelecehan secara terbuka, baik lisan maupun tulisan, terhadap para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam seperti Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan Umar radhiyallahu ‘anhu. Dan fitnah terhadap isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam., ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dan Hafshah radhiyallahu ‘anha. Syi’ah golongan ini adalah ahlul bida’ wal ahwa, mereka sesat menyesatkan dan harus diperangi.
Ketiga, Syi’ah Mu’tadilah, yaitu Syi’ah yang tidak menuhankan Ali dan tidak menghalalkan mencaci maki sahabat Nabi, seperti Syi’ah Zaidiyah. Mereka diperangi pemikirannya melalui dialog. Syi’ah golongan ini tidak sesat dan tidak kafir karena hanya mengutamakan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu di atas para shahabat Nabi lainnya (Abu Bakar, Umar Ibnul Khattab, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhum ajma’in), dan lebih mengedepankan riwayat hadits Ahlul Bait daripada riwayat hadits Ahlu Sunnah.
Kategori Syi’ah ketiga inilah yang disebut oleh Dr. Sa’id Ramadhan Al-Buthi, Syeikh Dr. Yusuf Qardhawi, Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah, sebagai salah satu madzhab Islam yang diakui. Di Indonesia ada juga kalangan yang berpendapat sama, malah menjadi bemper Syi’ah rafidhah.
Akan tetapi belakangan, Syeikh Yusuf Qardhawi menyesali dan mengoreksi pendapatnya yang mempercayai adanya Syi’ah moderat (mu’tadil). Karena ternyata, beliau menemukan fakta, baik kategori Syi’ah ghulat, rafidhah maupun mu’tadilah semuanya sama saja, sangat memusuhi Ahlus Sunnah.

Fatwa Imam-imam Besar Kaum Muslimin Tentang Syi’ah

« الذي يشتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ، ليس لهم اسم أو قال نصيب في الإسلام ».
Imam Malik: Orang yang memaki sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka mereka itu bukanlah dari golongan Islam.
« لم أر أحداً أشهد بالزور من الرافضة ».
Imam Syafi’i: Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih pendusta daripada orang Syi’ah.
« هم الذين يتبرؤون من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ، ويسبونهم، وينتقصونهم ، ويكفرون الأئمة إلا أربعة : علي ، وعمار ، والمقداد ، وسلمان ، وليست الرافضة من الإسلام في شيء ».
Imam Ahmad bin Hanbal: Golongan yang menyatakan dirinya berlepas diri dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, memaki mereka, merendahkan martabat mereka dan menyatakan para sahabat semua kafir kecuali 4 orang: Ali, Ammar, Miqdad dan Salman yang disebut golongan Syi’ah ataupun Rafidhah mereka bukan golongan Islam.
« ما أبالي صليت خلف الجهمي والرافضي ، أم صليت خلف اليهود والنصارى ، ولا يسلم عليهم ولا يعادون أي لا يزارون في مرضهم ولا يناكحون ولا يُشهدون ، أي لا تُشهد جنائزهم لأنهم ماتوا على غير ملة الإسلام ، ولا تؤكل ذبائحهم ».
Imam Bukhari: Menurut saya, shalat di belakang imam yang beraqidah Jahmiyah atau Syi’ah sama saja hukumnya dengan shalat di belakang imam yang beragama Yahudi atau Nasrani, tidak sah. Orang Islam tidak boleh memberi salam kepada Syi’ah, menjenguknya ketika sakit atau menikah dengan mereka, atau menghadiri jenazah mereka karena mereka bukanlah golongan Islam. Dan hewan yang disembelih oleh golongan Syi’ah tidak halal dimakan.

Tragedi Karbala

Tragedi Karbala yang setiap tahun dijadikan momen oleh Syi’ah untuk membangkitkan kebencian terhadap kekhalifahan Bani Umayyah sehingga khalifah Yazid bin Mu’awiyah dituduh sebagai pembunuh Al-Husain, yang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikatakan sebagai pemimpin pemuda ahli surga dan cucu yang sangat beliau cintai membuat kaum Syi’ah setiap tahun menjerit-jerit meratapi penderitaan Al-Husain bin Ali, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kalangan umat Islam yang awam di berbagai belahan dunia Islam terpedaya oleh dongeng-dongeng dari ulama-ulama Syi’ah bahwa Al-Husain sebagai pahlawan dan cucu Rasulullah yang terzalimi yang dibantai oleh Yazid bin Mu’awiyah di Karbala patut dijadikan tonggak sejarah untuk membangkitkan dendam dan kesumat kepada kekhilafahan Yazid bin Mu’awiyah. Akan tetapi pertanyaanya ialah, benarkah tragedi Karbala yang terus menerus dipropagandakan oleh kaum Syi’ah merupakan tindakan khalifah Yazid terhadap Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Pertanyaan ini dijawab sendiri oleh ulama Syi’ah, Sayyid Muhsin Al-Amin dalam bukunya A’yanus-Syi’ah, 1/34:
“Ketika Muslim bin Aqil, panglima tentara Al-Husain bin Ali terbunuh, maka Al-Husain menuntut para pendukungnya untuk memenuhi janji membela Al-Husain. Jika tidak, Al-Husain akan meninggalkan Kufah, pulang ke Makkah. Ternyata kaum Syi’ah yang semula berjanji membela Al-Husain meninggalkannya. Mereka menentang dan menyerahkan Husain kepada musuh, sampai Al-Husain terbunuh bersama beberapa keluarganya.
Kemudian 20.000 orang Irak yang semula membai’at Al-Husain ternyata mengkhianatinya bahkan melawannya. Mereka mengingkari bai’at yang dinyatakan dan sekaligus membunuhnya.”
Al-Ya’qubi, penulis kitab Tarikh Al-Ya’qubi seorang tokoh Syi’ah keturunan Yahudi menyatakan, bahwa setelah penduduk Kufah berhasil membunuh Al-Husain, mereka merampok hartanya, merampas wanita-wanita keluarganya, dan memboyong mereka ke Kufah. Ketika para tawanan wanita itu memasuki kota Kufah, maka wanita di kota itu keluar dari rumah mereka dan menjerit-jerit. Ali bin Al-Husain berkata, bahwa kaum wanita Kufah itu menangisi Al-Husain beserta orang-orang yang terbunuh bersamanya. (Tarikh Al-Ya’qubi, 1/235)
Dari pengakuan dua ulama besar Syi’ah di atas terbuktilah bahwa pembunuh Al-Husain bukanlah tentara Yazid bin Mu’awiyah atau penguasa Bani Umayyah, tetapi kalangan Syi’ah sendiri. Begitulah moral kaum Syi’ah terhadap Ahlul Bait yang selama ini mengaku sebagai pecinta Ahlul Bait. Jadi, tragedi Karbala adalah drama pengkhianatan Syi’ah terhadap Ahlul Bait dan untuk menipu dunia mereka menyelenggarakan peringatan tragedi Karbala dengan melakukan penyiksaan diri yang hanya dilakukan oleh kalangan jelata Syi’ah bukan kalangan tokoh-tokoh besarnya.
(Ukasyah/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/tausiyah-nubuwah-rasulullah-saw-tentang-syiah-waiat-rasulullah-untuk-memerangi-syiah.html#sthash.1xszJ0Gh.dpuf

4 Okt 2013

Nikah Siri, Sah Menurut Agama, Tidak Sah Menurut Negara


KEMBANGAN (Pos Kota) – Meskipun nikah sirih  dan anak yang dilahirkan sah sesuai ketentuan agama  karena ada wali, ada saksi, ijab,  namun persoalannya nikahnya itu tidak mempunyai kekuatan hukum. Karena nikah sirih tidak dicatat di Kantor Urusan Agama.
Terlebih bagi  anaknya. Akan timbul problem saat anak itu masuk sekolah  atau melanjutkan kuliah  karena akan diminta akta kelahiran. Sedangkan akta kelahiran bisa dibuat berdasarkan surat nikah dari orangtuanya .
”Untuk mensahkan status pernikahan dan anak yang dilahirkannya  harus diisbatkan di Pengadilan Agama. Dengan penetapan pengadilan agama itu maka anak dan isterinya akan dicatatkan di Pengadilan Agama,” kata H. Achmad Fulaih  dalam acara Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bertema  Hukum Waris Berdasarkan Hukum Islam dan Hukum Perdata Barat di Indonesa, di Ruang Serba Guna Kantor Walikota Jakarta Barat, Selasa (27/9).
Demikian pula kalau  pembagian warisan dan terjadi hal-hal yang harus dibawa ke pengadilan. Anak tersebut akan dipertanyakan bukti-bukti autentiknya jadi harus jelas pernikahannya dan status anaknya. ”Berdasarkan UU No.1 tahun 1974 pasal 1 ayat 2 menyebutkan nikah itu syah apabila dicatat secara resmi,” ujarnya.

30 Sep 2013

Bahaya Laten Sekularisme

Sekulerisme adalah isme, paham, atau ideologi yang memisahkan perkara-perkara dunia dengan agama, sekulerisme memandang agama hanya urusan pribadi manusia dengan Tuhan secara vertikal dan tidak mempunyai kekuatan apapun untuk mengatur perkara-perkara dunia.  Paham sekulerisme memandang masalah dunia hanya bisa diselesaikan oleh otak, thus dengan demikian paham sekulerisme sudah meng-Tuhan kan otak atau akal kita , terkadang paham sekulerisme dapat menjawab berbagai persoalan hidup dengan cepat, bersipat prgamatis dan bisa memberikan dampak pembangunan real yang bisa dilihat oleh mata, sebagai contoh kemajuan negara sekuler  seperti  amerika dan negara-negara eropa lainnya , padahal justru disitulah letak kelemahan paham sekulerisme yang terlalu mendewa-dewakan kemajuan pisik semata dan mengabaikan pembangunan mental spiritual pengikutnya, sehingga terjadi pemborosan sumber daya alam yang berlebihan  dengan jiwa hedonisnya, kegamangan mental physiologis , penyerobotan dan kerakusan terhadap sumber daya ekonomi negara lain dengan berbagai kebijakan politik luar negerinya untuk keuntungan sebesar-besarnya negara sekuler.  Paham Sekularisme secara lambat laun dan pasti  akan menghilangkan peran agama dalam urusan hidup manusia. Mengerikan….

3 Sep 2013

Konspirasi Zionisme dan Nazisme di Balik Gerakan Pramuka

Sebetulnya, banyak pertanyaan tentang apakah Pramuka memiliki keterkaitan dengan Yahudi.
Sebelum masuk kepada wilayah simbol, sebenarnya banyak kejanggalan dari konsep Pramuka. Permasalahan ini menurut saya tidak sepele, karena kalau tidak hati-hati, pentasbihan amal terhadap selain Allah bisa terjerumus kepada perkara nawaqidhul iman seperti tertuang dalam Hymne Pramuka.

Kami Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia
tanah air ku
Kami jadi pandumu.


Dalam pramuka ada yang disebut Tri Satya. Tri Satya sendiri diambil dari dua kata yaitu Tri yang berarti tiga dan Satya yang bermakna Kesetiaan. Jadi ada tiga kesetiaan yang harus di penuhi oleh atau dipatuhi oleh setiap anggota Pramuka. Menariknya salah satu sumpah dari Tri Satya adalah menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Indonesia.
Pertanyaannya adalah bagaimana jika kewajiban kita kepada Tuhan (memang Tuhan yang mana? Orang Kristen dan Yahudi juga mengaku punya Tuhan) berbenturan dengan konsep NKRI? Lantas pertanyaan selanjutnya yang menelisik kita adalah mengapa dalam sumpah yang pertama, kata kewajiban kepada Tuhan langsung disandingkan dengan kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baden Powell, Bapak Gerakan Kepanduan


Padahal semampainya dua janji setia itu dalam waktu bersamaan akan menimbulkan confuse. Sebagai contoh dalam Islam riba itu haram, tapi di Negara ini riba masih diperbolehkan. Dalam Islam, hukuman bagi para pelaku zina harus dirajam. Sedangkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, jangankan dirajam, anggota dewan saja ikut mesum bersama sekretarisnya. Lantas ketika Islam mewajibkan para perempuan untuk menutup auratnya, apakah Pramuka juga mewajibkan anggota perempuannya mengenakan jilbab? Absurd..

Padahal Allah jelas-jelas berfirman,
وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu campur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kamu sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya."(Qs Al -Baqarah:42 )

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, bahwa kepanduan di seluruh dunia harus mempunyai tiga sifat. Salah satunya adalah Internasional.
Dikatakan Internasional, karena organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. Alih-alih ingin menghargai manusia satu sama lain, pernyataan ini lebih kuat menjurus kepada pluralisme agama layaknya sekte theosofi Yahudi yang berikrar bahwa kebenaran lebih tinggi daripada agama.

Jika dilihat sejarahnya, Baden Powell (1857-1941) sebagai pendiri Gerakan Kepanduan (Scout Boy) sendiri adalah seorang komunis. Maka itu diawal pertumbuhannya, Gerakan Kepanduan sangat dekat dengan simbol swastika. Menurut penulis biografi Michael Rosenthal, latar belakang Powell menggunakan lambang swastika adalah sebagai tanda terimakasih Gerakan Kepanduan karena ia tergolong simpatisan Nazi.

Tanda Terimakasih Gerakan Kepanduan Kepada Nazi


Dalam biografinya yang berjudul Baden Powell (London: 1989), Tim Jeal mengatakan bahwa Powell sering mengungkap kekagumannya terhadap Buku Meinz Kampf Adolf Hitler. Dalam catatan harian yang ditulisnya, Powell bahkan mengapresiasi ide-ide yang baik tentang pendidikan, kesehatan, propaganda, dan organisasi yang keluar dari buku pimpinan Nazi tersebut.
Fakta mengejutkan justru ditunjukkan oleh Oly Nikon Learner. Ia mengaku memiliki sebuah medali orisinal dari seorang anggota kepanduan di tahun 1950-an. Medali ini dengan jelas menunjukkan hubungan Gerakan Kepanduan dengan Nazi. Ia menulis,

I know the wearer of this (who died in the 1950s) had met repeatedly with Baden-Powell since he was a senior Greek Boy Scout leader. This being a "friendship" medal, he must have gotten it as part of the recognition of the Greek Boy Scouts by the big chief. Fascinating!

Medali Gerakan Kepanduan 1950an: Perpaduan Swastika dan Fleur de Lis


Gerakan Kepanduan Powell juga menjadikan Fleur de Lis sebagai lambang gerakannya. Fleur de Lis sendiri merupakan bahasa Prancis untuk bunga Lily. Lambang ini telah digunakan oleh banyak organisasi dan kerajaan di dunia ini. Termasuk Knights Templar (Poor Knights of Christ) yang merupakan cikal bakal Freemason dan Kepanduan Dunia

Selanjutnya hubungan Nazi dengan Gerakan Kepanduan berjalan demikian intens. Maret 2010 lalu, sebuah dokumen badan intelijen Inggris, MI5, yang diungkapkan kepada publik menunjukkan bahwa Nazi pernah mengincar organisasi kepanduan Inggris untuk dijadikan rekan kerjasama. Saat itu, Jerman dan Inggris memang sedang terlibat dalam perlombaan senjata yang semakin lama semakin memanas.

Menurut dokumen tersebut, kelompok Hitler Youth dan Nazi berencana untuk mengadakan tur bersepeda yang melibatkan Gerakan Kepanduan. Sebuah pertemuan telah dilangsungkan oleh Baden-Powell sebagai kepala gerakan kepanduan, dan Joachim von Ribbentrop, duta besar Jerman. Dalam suratnya kepada Ribbentrop, Baden-Powell mengatakan, "Saya setulusnya berharap bahwa kita mampu memberi pernyataan untuk (bekerjasama) melalui para pemuda dari kedua belah pihak.". Allahua'lam.

Hubungan Pramuka dengan Gerakan Zionis Internasional

Pramuka, Lithuania, Yahudi, Herzl, Lions, dan Boden Powell


old timey boy scouts 640x420 Pramuka, Lithuania, Yahudi, Herzl, Lions, dan Boden Powell
PADA tahun 1908, Robert Baden-Powell, perwira Angkatan Darat Inggris, menerbitkan buku “Scouting for Boys”. Buku ini dipublikasikan begitu masif, dan digunakan sebagai panduan bagi organisasi gerakan pramuka di banyak negara, sesuai dengan sistem “kepramukaan” itu sendiri.
Di Lithuania, tepat setelah berdirinya negara tersebut, sebuah kelompok kepanduan dibentuk di bawah naungan pemerintah. Tujuan dari pramuka di negeri ini adalah untuk membekali pemudanya dengan kebajikan, karakter yang kuat, cinta alam dan untuk mendidik mereka sebagai warga negara yang baik. Pada saat ini, anak-anak Yahudi bergabung dengan gerakan pramuka Lithuania, pada awalnya mereka bersama-sama dengan semua anggota, namun di kemudian hari mereka dalam pasukan terpisah.