15 Jan 2011

Negara Saudi Dan Sikap Ibnu Baz Serta Ibnu Utsaimin Terhadapnya

Oleh : Abu Muhammad 'Ashim Al Maqdisisiy
Alih Bahasa : Abu Sulaiman Aman Abdurrahman
 

As Salamu 'alaikum Wa rahmatullohi wa barakatuh

Saya berterima kasih kepada antum atas jawaban terhadap surat saya yang pertama ;
  1. Sangat ingin mengusulkan satu usul - seraya berharap antum sepakat atasnya insyaAllah – yaitu menulis sebagian makalah atau sebagian buku yang membedakan antara keadaan negara saudi Fase pertama zaman Ali imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dengan negara saudi sekarang di sisi penerapan syari'ah, tahakum terhadap syar'iy dan sikap-sikap mereka terhadap pemerintah-pemerintah yang berhukum dengan selain yang telah Allah turunkan.
  2. Dan saya juga berharap antum menyebutkan kepada saya pendapat antum tentang para kakek Abdul Aziz(1) Ibnu Su'ud yang mana mereka itu para pembela dakwah Al Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah.
  3. Juga saya berharap sangat antum menjawab pertanyaan saya ini ; Apakah Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Ibnu Utsmain rahimahullah sejalan / sepakat dengan syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim Abdullatif Al Asy Syaikh dalam sikap penentangan syaikh Muhammad terhadap pemerintah saudi dalam realita mereka tidak memberlakukan Syariaturrahman ? Dan Apakah keduanya – yaitu Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah – mengenakan pakaian ulama padahal keduanya bara darinya ?
Dan sya berterima kasih atas kelapangan dada antum untuk menampung pertanyaan-pertanyaan ini.
Wasslamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Jawab :
Al Akh Al Fadlil : As Salamu 'alaikum Wa rahmatullohi wa barakatuh :
Risalah telah sampai kepada saya, semoga Alloh menyambungmu dengan penjagaan-Nya, dan engkau mengatakan didalam risalah itu :
(saya sangat ingin mengusulkan satu usul – seraya berharap antum sepakat atasnya insyaAllah – yaitu sebagian atas makalah atau sebagian buku yang membedakan antara keadaan negara Saudi sekarang disisi penerapan Syari'at , tahakum kepada syar'iy dan sikap-sikap mereka terhadap pemerintah-pemerintah yang berhukum dengan selain yang apa yang telah Allah turunkan. Dan saya juga berharap antum menyebutkan kepada saya pendapat antum tentang para kakek Abdul 'Aziz Ibnu Su'ud yang mana mereka itu para pembela dakwah Al Imam Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah).
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan atas usulan ini dan saya berharap ada kesempatan saya untuk menggarap sesuatu darinya di tengah kepadatan dan kebercabangan materi-materi yang meninggi di rampungkan. Dan bagaimanapun keadaannya sungguh saya telah menuturkan hal itu dalam kitab Al Kawasyif Al Jaliyyah, dan didalamnya telah kami tegaskan bahwa kami tidak mengkafirkan dari keluarga su'ud atau yang lainnya kecuali orang yang mengugurkan tauhid atau jatuh dalam mukafgirat, bahkan kami berdalil dengan ucapan Abdul Aziz Ibnu Su'ud(2) di zaman Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab di awal kitab.
Akhil fadlil permusuhan kami dan takfier kami terhadap keluarga (dinasti) Su'ud bukanlah termasuk jenis apa yang dilakukan orang-orang jahil yang berangkat dari pijakan-pijakan jahiliyyah atau wathaniyyah (nasionalisme) atau kepentingan-kepentingan dan fanatisme-fanatisme keduniaan, dan bukan pula termasuk jenis apa yang dilakukan Rafidlah dan yan lainnya dari kalangan yang dalam ucapannya tidak membedakan antara Alu Su'ud terdahulu yang membela dakwah Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab dan orang-orang yang berjalan diatas jalan mereka, dengan khawalif (orang-orang sekarang) dari Alu Su'ud yang memberlakukan Al qaw'anm al wadliyyah, mereka berhukum kepadanya, tawali kepada tuhan-tuhan pembuatnya (arbab), dan membantu kaum musyrikin atas kaum muslimin. Tidak .... dan mana mungkin .... akan tetapi kami melakukan rincian ini dan kami menyebutkan mukaffirat ini dan yang lainnya supaya keluar dari ucapan kami orang-orang yang tidak tercakup oleh hal itu dari Alu Su'ud di zaman kita ini. Kami tidak melenyapkan dari Alu Su'ud seorang muwahhidin muslim pun, dan tidak mungkin kami melakukan takfier bil umum Alu Su'ud seperti yang dilakukan kaum ghulah atau juhhal, baik pada orang-orang masa kini dari Alu Su'ud ataupun pada para pendahulu mereka atau pada yang lainnya.

  1. Abdul Aziz Ibnu Su'ud adalah pengkhianat lagi boneka Inggris, ayah Thaghut Fahd, dididik di kuwait, Dia memanfaatkan ikhwan muwahhidin yang lugu untuk capai kekuasaannya, terus dia memecah mereka dan menghabisi mereka dengan memanfatkan fatawa masyayikh yang tidak mengatahui kebusukannya. Lihat Al Kawasyif Al Jaliyyah (pent)
  2. Abdul Aziz ini adalah Abdul Aziz Inu Muhammad Ibnu Su'ud, murid syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah langsung. Beliau Imam 'alim rabbani mujahid yang adil pada zama beliau Jazirah makmur sentosa (pent)
Dan ucapan dalam Al Kawasyif Al Jaliyyah adalah sangat nyata lagi jelas bahwa kami memaksudkan dari Alu Su'ud itu orang yang berhukum dengan selain apa yang telah Allah turunkan, atau berhakim kepadanya pada tingkat apapun baik nasional, regional atau internasional, atau yang tawalli kepada kuffar dan mendukung mereka atas kaum muwahiddn, atau berupaya dalam memberantas tauhid yng haq dan auliyanya, atau melakukan selain apa itu dari mukaffirat yang nampak jelas ; dan orang yang tidak seperti itu dia memilki ashlul iman, maka dia itu adalah saudara kami, baginya hak seperti hak kami dan atasnya kewajiban seperti kewajiban kami, baik dia itu dari Alu Su'ud atau dari yang lainnya. Jadi tolak ukur kami, pijakan kami, pola pikir kami dan penilaian-penilaian kami wahai ahlul islam adalah Syar'iyyah bukan jahiliyyah.

Dan diantara utsaqu 'ural iman (ikatan iman yang paling kokoh) adalah cinta karena Allah, benci karena Allah , loyalitas karena Allah dan memusuhi karena-Nya. Kami loyalitas kepada seseorang dan mencintainya bila dia itu mu'min walaupun ia termasuk orang yang jauh nasab dan tanah airnya dari kami, dan kami membencinya bara' darinya dan memusuhinya bila dia itu musyrik atau kafir walaupun dia tergolong orang yang paling dekat nasab dan tanah airnya dari kami.

Dan engkau berkata; (dan saya berharap sangat antum mau menjawab pertanyaan ini ; Apakah Syaikh Ibnu Baz dan syaikh Utsaimin rahimahullah sejalan/sepakat dengan syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu Abdillathif Alu Asy Syaikh dalam sikap penentangan beliau terhadap pemerintah Saudi dalam realita mereka tidak memberlakukan Syari'aturrahman? Dan apakah keduanya – yaitu syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Utsaimin rahimahullah – mengenakan pakaian ulama padahal keduanya bara' darinya?)

Maka saya katakan : Tentunya keduanya sepakat dari sisi dasar dan inti – Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Utsaimin keduanya tidak mengakui al hukmu bi ghairi maa anzalallah atau membolehkanya, dan tidak ragu akan penentangan keduanya terhadap pemerintah saudi dalam hal itu, maka hal ini tidak nampak bagi saya, bahkan justru sebaliknya kami melihat keduanya membela pemerintah ini dengan segenap kemampuan mereka. Dan saya tidak mengatakan itu sebagai sikap mengada-ada atas nama keduanya, tidak sama sekali, karena saya dengan mereka akan berdiri dihadapan Allah Ta'ala, namun ucapan dan fatawa merekalah yang memberitahukan akan hal ini. Sebagai contoh silahkan ambil ucapan Syaikh Ibnu Baz :
(dan negara saudi ini adalah negara yang penuh berkah, sedang para penguasanya sangat antiusias atas penegakan al haq, penegakan keadilan, membela yang teraniaya , membuat jera yang dzalim, menebarkan keamanan, serta melindungi harta manusia dan kehormatan mereka) dinukil dari kaset rekaman suara Syaikh tanggal 29/4/1417 H dengan judul “ Huquuq wu laatul Amri 'Alal Ummah”.

Saya katakan : dan tidak samar atas orang yang berakal realita negara ini. Dan telah kami sebutkan diantara hal-hal yang menggugurkan ini dan membantahnya dari realitanya dalam kitab kami “Al Kawasyif” maka silahkan merujuk kepadanya orang yang jauh dari realitanya atau orang yang memejamkan kedua matanya.
Dan silahkan rujuk apa yang ditulis Syaikh Ibnu Baz dan Haiah Kibarul Ulama tentang ikhwan mujahidin rahimahullah yang telah dipancung (1) dengna klaim sikap mereka memerangi Allah dan Rasul-Nya, padahal hakikatnya sebenarnya adalah membunuh orang muslim dengan sebab orang kafir meskipun para masyayikh itu tidak mau menegaskan hal itu, karena ikhwan kami itui tidak memerangi Allah dan Rasul-Nya dari kalangan tentara Amerika dan auliyanya. Silahakan baca tulisan masyayikh itu, didalamnya terdapat dukungan penuh kepada negara (pemerintah) Saudi dan serangan terhadap jihad dan mujahidin.

Dan ambil lagi contoh lain dari ucapan Ibnu Baz dalam bab ini pada penjelasan yang muncul dari Haah kibarul Ulama yang mana Ibnu Baz dianataranya dalam rangka takdzir dari tulisan-tulisan juhaimin yang padahal semua tulisan itu sebelum dicetak telah dibacakan oleh thullabul ilmi dari kalangan pengikut Juhaimin dihadapan Syaikh Ibnu Baz. Dan setiap orang yang objektif bisa merujuk dan membacanya untuk melihat sejauh mana kebenaran ucapan yang akan didatangkan ; dan ini bukanlah rekomendasi muthlaq saya terhadap tulisan-tulisan mereka (juhaimin dan para pengikutnya) , karena saya menyelisihi mereka dalam sikap mengkafirkan pemerintah saudi dan anshar mereka serta pengingkaran terhadap orang yang mengkafirkannya. Dan tentunya bukan hal ini yang dicela dan di tahdzir darahnya oleh para syaikh itu disini. Namun hal terbesar yang di tahdzir para masyayikh darinya dan mereka menganggapnya sebagai sybhat -syubhat yang dosa, takwilat bathilah dan pemikiran-pemikiran yang sesat adalah celaan juhaimin terhadap pembai'atan imam mereka dan penggugurannya terhadap bai'at itu sebagaimana ia adalah hal yang ma'lum bagi setiap orang yang menelaah kitab-kitabnya dan hidup di periode itu.

Para masyayikh berkata : ( dan Haiah saat memandang dengan pendapat ini terhadap kelompok yang zalim ini, ia memandan dalam tulisan-tulisannya terdapat syubhat-syubhat yang dosa dan takwilat bathilah serta pemikiran-pemikiran yang sesat yang dianggap sebagai bibit kejahatan, kekacauan kesesatan dan jalan kepada kerusakan, ketidakmenentuan dan permanen terhadap kepentingan-kepentingan negeri dan masyarakat dengan dalih-dalih yang mana sebagian orang-orang bodoh bisa terpukau bisa terpana dengan dhahirnya padahal dibaliknya terdapat keburukan yang menyebar. Dan haiah saat menjelaskan hal itu dan mengecamnya maka sesungguhnya ia menghati-hatikan kaum muslimin seluruhnya dari apa yang terdapat dalam tulisan-tulisan itu berupa syubhat-syubhat yang busuk, takwilat bathilah dan pemikiran-pemikitan yang buruk.
______________________________________________________________________________
  1. lihat materi “ Keledai Ilmu Terpeleset Di Tanah “. Para ikhwan itu telah membom markaz pasukan salib Amerika di kota Khabar. Lihatlah kebusukan fatwa masysyikh itu dimana mujahidin muwahhidin di pancung dengan fatwa busuk mereka karena alasan membunuh kaum kafir harby. Kalau mereka tahu realita yang sebenarnya maka tidak halal mereka keluarkan fatwa diatas kejahilan diatas realita kalau seandainya mereka ditipu atau dibihongi oleh penguasa maka sepatunya mereka mencabut fatwa itu setelah diberitahu. (pent)
Sebagaimana Haiah dengan kesempatan ini dan dalam rangka menghabisi fitnah mereka dari pihak pemerintah paduka raja yang mulia Khalid Ibnu Abdul Aziz hafidhahullah wa waffoqahu wa a'anahu 'ala kulli khair, bersyukur kepada Allah Ta'ala karena telah memudahkan jalan untuk menghabisnya, dan Haiah memohon kepada Allah Ta'ala untuk menjaga negeri ini dan negeri kaum muslimin seluruhnya dari setiap keburukan dan menyatukannya diatas al haq serta membantu para penguasanya dan mengokohkan mereka dengan islam dan mengokohkan islam dengan mereka serta menjadikan bagi mereka para pendamping yang baik yang bila mereka itu berniat baik maka mereka membantunya, bila mereka lupa maka mereka menunjukinya dan bila mereka lupa mereka mengingatkannya. Dia memenangkan al haq dan menggugurkan yang bathil walau kaum mujrimin dari kalangan yang zalim, dengki, pembuat makar dan yang hasud tidak menyukainya. Dan Haian sangat menghargai upaya besar yang telah dikerahkan pemerintah dalam mengikis habis fitnah ini dengan tangannya atau lisannya atau penanya dan dibarisan terdepan mereka itu adalah Baginda Raja dan penguasa (calon penggantinya), para pembantunya yang tulus serta angkatan bersenjata dengan bermacam-macam namanya dan pangkatnya (1) . Dan kami memohon ampunaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ampunan, rahmat dan pahala besar bagi yang mati diantara mereka, dan bagi yang masih hidup balasan yang besar serta keteguhan diatas al haq dan al huda : Allah pencukup kita Dialah sebaik-baiknya Pelindung. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, keluarganya serta para sahabatnya).

Dalam sikap ABS (Asal Bapak Thgahut Senang) dan sikap berlebih-lebihan muwafaqah (setuju), mutana'ah, dukungan, sanjungan dan pujian terhadap negara ini saya tidak melihat kesamaan dan keselarasan dengan sikap syaikh Ibnu Ibrahim Ibnu Abdillah didalam penentangan beliau terhadap pemerintah saudi dan pengingkarannya yang tegas terhadapnya, yang mana itu engkau dapatkan tersebar di Fatawa beliau dan banyak darinya telah kami nukil dalam Al Kawasyif. Dan mesti diingat bahwa kekafiran-kekafiran dan kedurjanaan – kedurjanaan Abdul Aziz di zaman Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim tidaklah sejelas dan senyata kekafiran-kekafiran anak-anaknya hari ini.

Dan berhubungan dengan Syaikh Ibnu Utsaimin, saya telah membaca ucapannya yang akan saya sebutkan disini dan saya tidak menyembunyikannya – karena ahlul haq meriwayatkan apa yang menguntungkan mereka dan apa yang menghujjahi mereka, - ia berkata dalam ucapannya itu :

(1) Bila ini keadaan para syaikh saudi yang menganggap muslim para thaghut dan ansharnya, maka tidak anahlah bila para muqallid mereka di negeri ini menganggap thaghut RI dan anshar sebagai kaum muslimin (pent)

“Dan ia – yaitu kerajaan saudi – adalah tergolong hal yang terbaik yang kami ketahui di negeri-negeri kaum muslimin penerapannya akan syari'at . Ini adalah hal yang bisa disakasikan , tapi kami tidak mengatakan bahwa ia sempurna seratus persen, namun padanya terdapat banyak kekurangan dan ditemui kezhaliman dan nepotisme, akan tetapi kezaliman itu bila dibandingakan dengan keadilan ternyata lebih sedikit. Dan termasuk zalim bila hanya orang hanya melihat pada kesalahan dan menutup mata dari kebenaran. Bila keadaanya seperti itu maka wajib seseorang itu menilai dengan keadilan berdasarkan firman Allah Ta'ala:” wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak atau kaum kerabatmu”. (An Nisa : 135)

Dan Firman-Nya Ta'ala : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Maidah : 8) // ( liqaul babil maftuh S no. 956)

Syaikh telah mengingkari beberapa hal disini terhadap negara dan ini tergolong hal-hal yang langka darinya dan kami tidak menyampaikan hal itu atau menyembunyikannya, akan tetapi kami katakan : sangatlah jauh berbeda antara hal yang di dengung-dengungkan pengingkarannya oleh Syaikh Muhammad Ibnu Ibrahim berupa penerapan negara terhadap qawain wadl'iyyah dengan tipu muslihat dan berbagai nama untuk melegalkannya, dan syaikh tetap tidak tinggal diam atas hal itu serta terus berulang kali mengingkarinya sampai beliau wafat, dengan orang yang menjadikan masalahnya sekedar sebagian sikap zalim. Nepotisme dan kekurangan, dan seolah ia sejenis atsrah yang dituturkan Nabi shalallah alaihi wa sallam tentang para penguasa muslim setelahnya dan perintahnya agar orang-orang anshar sabar atasnya. Dan kerenanya sesungguhnya syaikh sebagaimana sudah ma'lum memerintahkan di banyak tempat dari ucapan dan fatwanya untuk bersabar saat mentaati para penguasa itu ... !!! dan tidak khuruj terhadap mereka !! dan ia mengingkari serta mengecam setiap orang yang khuruj terhadap mereka atau mengkafirkan mereka.

Adapun ucapanmu di akhir ucapanmu :( Apakah keduanya – yaitu Syaikh Inu Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah – mengenakan pakaian ulama padahal keduanya bara' darinya ?)
Saya telah bependapat seperti itu, dan orang yang mentelaah fiqih mereka dan ilmunya secara umum – selain ucapan mereka tentang parang penguasa yang ada dan keragaman ucapan sesuai hubungan dekat negaranya dengan para penguasa, dan sikap mereka terhadap pembai'atan para penguasa negeri mereka, serta sikap mereka terhadap setiap orang yang memusuhi para penguasanya - maka ia akan mengetahui bahwa mereka itu ulama dalam syari'at dan susungguhnya ushul mereka dan qawa'idnya adalah salafiyyah shahihah. Dan telah mengambil faidah dari mereka dalam selain materi-materi (pengecualian) tadi, dan berguru kepadanya serta terhadap tulisan-tulisannya mayoritas manusia zaman ini dan saya salah satu dari mereka, akan tetapi ini tidak berarti kami mengakui mereka atas kekeliruannya dalam materi-materi tadi atau kami diam tidak mengingkarinya dan kami bersikap keras atau lembut dalam pengingkaran kesalahan itu terhadap mereka dan terhadap muqallid mereka sesuai bentuk dan besarnya kekeliruan. Dan bersama ini semua tidaklah mengganggu kami orang yang mengecam kami dalam hal itu dan menjadikannya sebagai peluang untuk mencela kami secara umum dan menjauhkan (orang-orang) dari tulisan-tulisan dan dakwah kami, atau menjadikannya sebagai tangga untuk meraih ridla para thaghut dan kaki tangannya. Maka cukuplah yang menilai kami dan mereka serta para thaghut itu dzat yang mengetahui mata-mata yang khianat dan apa yang disembunyikan didada. Dan di sisi Allah Ta'ala dalam waktu dekat orang-orang yang berseteru akan berkumpul.

Sahalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya semua.


Saudaramu
Abu Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.