26 Des 2010

Mengkritisi Sebagian Hadits Riwayat Abu Hurayrah (bagian ke-3)

 oleh 'ibaadur Rahman pada 20 Oktober 2010 jam 17:18

Allah Mencipta Bumi Hari Sabtu ?

Imam Muslim meriwayatkan dalam sahihnya dari Abu Hurayrah :
" Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu, dan menciptakan gunung pada hari Minggu, menciptakan pohon pada hari Senin,dan menciptakan yang jelek-jelek pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, menyebarkan hewan-hewan pada hari Kamis, dan menciptkan Adam as pada hari Jumat, sesudah waktu Ashar, sebagai ciptaan terakhir, serta saat yang terakhir, yaitu antara waktu Ashar dan malam."

Kritik dan Analisis Hadits :

1. Hadits itu juga diriwayatkan Imam Ahmad dan an-Nasa'i dari Abu Hurayrah :
" sesungguhnya Allah SWT mencipta langit dan bumi serta yang berada diantaranya dalam enam hari. Kemudian Allah bersemayam di atas 'Arsy di hari ketujuh.

2. Yang perlu dipertanyakan tentang hadits itu adalah apakah yang dimaksud 6 hari itu adalah hari bumi yaitu sehari = 24 jam ataukah yang dimaksud 6 hari = 6 masa/ periode?
Di dalam al-Quran juga telah diterangkan tentang penciptaan langit dan bumi, yaitu :

" Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa ...." (lihat Q.S. 7:54)

Kebanyakan ulama mazhab tekstual (zhohiri) menafsirkan "enam hari" sama dengan hari planet bumi di mana 1 hari = 24 jam, waktu yang digunakan bumi berotasi mengelilingi matahari. Sebaliknya mazhab kontekstual (maknawi) menyatakan bahwa "1 hari" dalam al-Quran tidak berarti 24 jam, tetapi dapat berarti 1000 tahun atau bahkan 50.000 tahun sebagaimana juga telah ditetapkan dalam al-Quran:

" Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."(lht Q.S. 32:5).
"Malaikat-Malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam hari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" (lht Q.S. 70:4)

Jika kita melihat fakta dan bukti-bukti penemuan di bidang IPTEK, sepertinya penafsiran mazhab kontekstual yang mendekati kebenaran. Sebagaimana dikatakan oleh para illmuan bahwa penciptaan alam semesta melalui tahapan-tahapan yang membutuhkan masa/periode yang panjang. Dr. Maurice Bucaille, ilmuan dari Prancis dan juga Departemen Agama RI (1976) menyatakan bahwa " enam hari" yang dimaksud al-Quran itu adalah " enam masa" atau "enam periode".

Untuk lebih memperjelas penafsiran ini, saya akan memaparkn sedikit teori yang dikemukakan ilmuan tentang tahapan penciptaan alam semesta:

Tahap pertama penciptaan alam semesta adalah dalam bentuk asap atau dalam bahasa al-Quran disebut dukhan (lihat Q.S. 41:11).
Tahap kedua adalah terpecahnya asap atau dukhan menjadi pelbagai benda langit. Ini apa yang dikenal oleh mayoritas pakar astrofisika sebagai teori ledakan besar (big bang). menurut teori ini, ratusan miliar tahun silam terdapat sebuah tumpukan gas Hidrogen dan sedikit Helium yang berotasi perlahan-lahan. kemudian gas itu pecah dalam satu peristiwa yang dikenal dengan big bang, dan selanjutnya membentuk banyak benda langit yang dikenal dengan galaksi. lalu galaksi pecah menjadi bermiliar-miliar bintang, salah satu di antara bintang itu adalah matahari yang mengeluarkan cahaya/sinar (yang akan membentuk kontinuitas tahapan kehidupan di bumi). dan tahap ketiga, setiap kumpulan gas yang membentuk bintang kemudian pecah lalu membentuk planet-planet yang mengelilingi bintang dan bulan bulan yang mengelilingi planet tertentu. Lalu tahapan-tahapan selanjutnya pun berproses dalam jangka masa/periode yang sangat panjang, misalnya terbentuknya tanda-tanda kehidupan di air, seperti yang dikemukan para ilmuan bahwa awal mahluk hidup di bumi adalah dari air (lihat Q.S. 21:30 dan Q.S. 24:45), yaitu seperti yang dikemukaan ilmuan: mahluk hidup petama di bumi adalah makhluk bersel satu (Algae) sebagai cikal-bakal mahluk hidup di bumi.

Semua ini adalah sunnatullah atau tanda-tanda dan hukum Allah yang dalam istilah ilmiahnya disebut "nizhomul wujud" atau hukum alam. Untuk memperjelas ini silhakan baca Q.S. 21:30).
Kitapun percaya bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan pasti mampu mencipta alam semesta dan segala isinya dalam sepersekian detik, tetapi Allah lebih suka melakukan penciptaan secara bertahap dan evolusif.

3. Tampaknya hadits Abu Hurayrah itu "matannya tidak sahih", karena hadits itu menyebut nama-nama hari dunia, yang berarti itu adalah hari-hari bumi di mana 1 hari= 24 jam. Dan seandainya hadits itu dimaksudkan sebagai bayan 'penjelas' ayat alQuran tentunya dalam hadits itu tidak perlu menyebut nama hari-hari bumi, sebab yang dimaksud al-Quran "enam hari" itu adalah enam masa/periode (yang sangat panjang).

4. Yang juga menunjukkan "matannya tidak sahih" hadits itu menyebut penciptaan "cahaya" itu pada hari Rabu, sedangkan penciptaan "pohon" pada hari Senin. Padahal sains modern menyatakan bahwa di antara faktor terbentuknya kehidupan di bumi adalah adanya "cahaya" matahari. karena dengan cahaya itulah tumbuhan/pohon melakukan fotosintesis, untuk bisa tumbuh berkembang. Apakah bisa diterima akal bila Tumbuh-tumbuhan dan pohon tumbuh dan hidup tanpa adanya (cahaya) matahari ?Dan apalagi fakta membuktikan bahwa (cahaya) matahari telah menyinari bumi ketika bumi "mempersiapkan diri" untuk menerima kehidupan mahluk hidup. untuk memeprjelas hal ini bisa membaca surat Fusshilat.

Karena lasan-alasan yang kami kemukakan, maka kami menganggap hadits riwayat Abu Hurayrah ini - yang walaupun sanadnya sahih- namun tidak bisa dijadikan hujjah karena matannya tidak sahih dan bertentangan dengan maksud ayat al-Quran. Kami menerima pendapat dan kritik yang membangun. Wa Allahu a'lamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.