14 Feb 2010

Hidup di Kota ataukah di Desa yang Lebih Selamat?

Di zaman modern seperti saat ini baik kota maupn desa semua telah terkena dampak buruk kemajuan informasi dan kebijakan globalisasi di semua bidang. Sebagai contoh ringan, berita di kota besar dunia seperti New York, Los Angeles, Paris, London, dan lainnya bisa langsung disaksikan di gubuk reot yang berada di bawah gunung Pulau Bawean. Karena itu, dampak globalisasi yang terjadi di kota besar bisa juga terjadi di pedalaman terpencil. Demikian pula dengan kemajuan internet yang memungkinkan setiap orang bisa mengakses informasi dan semua kebutuhannya dengan sangat cepat dari seluruh dunia. Kita yang tinggal d 'titik terpencil' Bawean bisa secara langsung melihat dan merasakan dampak-dampak negatif itu di masyarakat kita, misalnya, dulu di Bawean tidak ada tempat biliard dan night club tapi sekarang sudah banyak, dulu tidak ada miras dan narkoba tapi sekarang sudah ada, dulu tidak ada kasus pembunuhan tapi sekarang hanya masalah sepele terjadi pembunuhan, dulu tidak ada kasus perjudian sekarang malah yang melakukan justru pak Haji, dulu tidak ada perampokan sekarang merajalela, dulu tidak ada perkosaan, skrg setiap tahun kasus ini berulang bahkan korbannya di bawah umur, di Jakarta banyak terjadi perselingkuhan di Bawean setiap tahun grafiknya meningkat, di kota besar ada pelacuran di Bawean juga ada walaupun sembunyi-sembunyi, para pejabat di kota korupsi, pejabat di desa di Bawean malah lebih ganas lagi. Jadi sebenarnya yang penting bagi kita adalah menjaga diri di mana saja kita berada, dengan memperbarui iman setiap hari, menjaga hati dan mata jangan sampai lalai, menjadikan al-Quran sebagai imam, dan Rasulullah sebagai Teladan satu-satunya (bkn p.kiyai) dalam menjalani hidup ini. Karena sekarang ini sungguh di setiap tempat di muka bumi banyak masjd terdengar bersenandung kalam ilahi, tapi di waktu yg sama berbagai maksiat dan dosa juga terjadi di setiap lini. Apakah mungkin zaman modern seperti saat ini yg dikenal dalam hadits Nabi sebagai Akhir Zaman, Hari-Hari Penuh Kebohongan, dan Hari-Hari Fitnah? Wa Allahu a'lamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.